Drama Mata Kering Waktu Liburan Di Malang Jatim
Pas kemarin mampir ke daerah dataran tinggi, wilayah Batu Malang. Aku mengalami gatal-gatal pada mata. Disertai sedikit terasa lelah dan berat.
Agak takut juga waktu kemarin, karena jauh dari rumah. Terus pikiran yang ‘iya-iya’ malah berkelindan di kepala. Stress jadinya.
Rasa gatal di mata membuat mataku terasa berat dan lelah. Jadi rasanya ingin merem aja, gitu.
Alhasil, pasanganku inisiatif buat bertanya ke saudara yang merupakan dokter spesialis mata.
Konon katanya, mataku sensitif dengan udara di Batu Malang yang cukup lumayan dingin dan berangin buat orang Bekasi sepertiku, jadi ada indikasi mata kering.
Mata Kering Bikin Drama Selama Liburan di Batu Malang 2023
Selama berlibur di Batu Malang, aku dan keluarga menginap di hotel Nirwana. Sebenarnya, mencari penginapan saat liburan Natal dan Tahun Baru itu cukup ribet.
Selain harga yang melonjak, beberapa daerah wisatanya juga bisa membludak. Sehingga kesempatan untuk menikmati lokasi wisata sedikit kurang memuaskan.
Jadi, aku merasakan mataku mulai tak nyaman itu sudah dari perjalanan. Maklum, dari Bekasi sampai Malang menggunakan transportasi pribadi roda empat. Membuatku harus berhadapan dengan AC selama berjam-jam.
Drama dimulai saat memasuki tol keluar Malang menuju Batu. Kabut pekat turun bertepatan dengan kedatangan kami pada pukul 1 dini hari.
Saking pekatnya, membuat udara cukup dingin. Jangan dibayangkan bagaimana kandung kemih bergejolak. Ditambah rest area agak susah kami temui saat hampir keluar pintu tol.
Kabut pekat ini cukup mengganggu pemandangan. Membuat mataku yang terasa pegal dan kering kewalahan untuk tetap awas.
Walaupun aku tidak menyetir, tapi aku tetap membantu untuk mengamati lingkungan sekitar terdekat kendaraan kami.
Sayangnya, karena mata sudah lelah ditambah kabut pekat sampai-sampai mobil di depan kami yang sudah menyalakan lampu Hazard, tetap tidak begitu terlihat jelas.
Membuat kami waspada selama perjalanan. Jangan ditanya berapa banyak zikir dan doa aku rapalkan selama perjalanan. Agak stress juga, karena waktu sudah sangat gelap dan cukup pekat ditambah aku sudah berkali-kali mengucek mata karena terasa sedikit gatal.
Yang membuatku makin pusing adalah jaringan saat memasuki kabupaten Malang mulai bermasalah. Sehingga mataku dipaksa untuk tetap awas mencari papan penunjuk jalan.
Jangan sampai keliru karena nantinya justru nyasar. Memang sih, saat nyasar mungkin akan mendapat pengalaman yang menyenangkan. Tapi, kalau sudah dini hari begini, ditambah tubuh sudah benar-benar lelah dan butuh istirahat total. Salah jalan adalah keputusan yang sangat besar dan bisa berakibat mencetus pertengkaran antara kami.
Karena itu, sambil terus mengucek mata demi mendapat penglihatan yang baik. Membuatku cukup tersiksa.
Sampai-sampai aku memaksa diriku menguap agar mataku tidak terasa gatal. Dan biasanya kalau sudah menguap, pandanganku kadang bisa sedikit tajam.
Waktu itu kupikir karena kotoran di mata setelah menguap bisa tergeser dari permukaan. Sehingga jadi lebih tajam. Ternyata ada faktor lain, yang waktu itu belum aku sadari, yaitu mata kering yang membuat mataku lelah saat dipaksa melihat dengan tingkat ketajaman yang melebihi kemampuan mataku.
Perjalanan menuju hotel cukup banyak melewati jalan menanjak. Konon, Batu memang dikenal sebagai daerah yang cukup tinggi. Sehingga wajar saja perjalanannya menanjak.
Sekitar pukul tiga dini hari, kami akhirnya sampai juga di lokasi. Waktu itu aku menganggap mataku yang terasa semakin gatal karena kelelahan. Alhasil, aku buru-buru bersih-bersih diri di bawah kucuran air kamar mandi yang super dingin sampai menggigil parah. Setelahnya istirahat.
Drama Berlanjut Saat Mengunjungi Kawah Bromo
Cuaca akhir tahun yang memasuki musim penghujan. Membuat daerah Malang dan sekitarnya terasa dingin sejuk namun embusan anginnya tiada terkira.
Usai beristirahat beberapa jam saja, kami memutuskan untuk berangkat ke Bromo. Jujur, ini momen paling berat karena mataku kembali gatal dan terasa lebih lelah, kupikir waktu itu karena masih mengantuk.
Oiya, sebelumnya kan kami pernah mengunjungi Bromo di waktu pagi. Jadi, saat aku dan keluarga mengunjungi Bromo lagi di Desember 2023 kemarin. Kami juga memutuskan untuk mengambil waktu pagi bukan saat sunrise.
Alasannya, karena harganya cenderung lebih murah. Dan momen sunrise biasanya ramai sekali. Jadi, aku dan keluarga memutuskan pilih yang agak siang biar leluasa menikmati pemandangan.
Usai sarapan, kami berangkat dengan mobil menuju Bromo. Karena qodarullah menjemput keponakan dulu, jadi kami memutuskan naik melalui jalur Pasuruan.
Jangan ditanya pokoknya, berangkat dari hotel jam berapa? Kan jauh jaraknya.
Haha, iya jangan ditanya. Karena, memang kami tidur hanya beberapa jam saja.
Sampai di Bromo tepat pukul 10 siang. Alhamdulillah sudah menyimpan nomor driver jeep yang sebelumnya kami gunakan jasanya.
Sesampainya di pelataran Rest Area Tosari, ternyata sudah ramai parkiran kendaraan oleh pengunjung.
Udara di sini cenderung dingin sekali. Berangin juga. Namun, tetap tidak melenyapkan antusias untuk bisa menikmati pemandangan Bromo.
Beberapa kali aku mencoba mengguyur wajahku sambil sesekali mengusap mata agar terkena air. Biar tidak terlalu gatal.
Tapi, baru beberapa menit berlalu, mata ini terasa sepet dan pegal. Tak hanya itu, intensitas-ku mengucek mata jadi lebih sering.
Perjalanan menanjak menuju kawah Bromo kami lalui dengan riang gembira. Sebab, bisa melihat pemandangan di sebelah kanan maupun kiri.
Sempat terhenti karena kawanan Monyet turun gunung. Berdiri di pinggir jalan yang membuat mobil harus berjalan perlahan.
Sambil mempersiapkan diri, perjalanan yang cukup panjang ini membuat aku sangat semangat. Dan kemudian, pemandangan kawah di bagian bawah kami, membuatku takjub.
Saat turun dari Jeep inilah kemudian mataku jadi sering mengedip. Karena angin di dekat kawah sangat kencang ditambah membawa pasir yang membuat mata jadi teramat gatal.
Mata yang berkedip lebih sering malah dikira aku sedang cacingan!
Lucu memang. Tapi, tak bisa aku tahan karena mengharap mataku tak begitu gatal lagi.
Selama mengunjungi bukit teletubbies, pasir berbisik dan kawah Bromo. Aku tak berani mengucek mata. Hanya sesekali mengelapnya dengan sapu tangan.
Agak takut mengucek mata dikarenakan tanganku yang terasa kotor. Belum lagi tercampur dengan debu pasir. Bisa-bisa mataku iritasi lebih hebat, demikian kekalutanku waktu itu.
Usai mengunjungi semua tempat. Tibalah kami kembali ke Rest Area Tosari. Menyempatkan solat jamak terlebih dahulu sebelum kembali bertolak ke Batu.
Dan perjalanan menuju Batu inilah, pasanganku inisiatif menelpon sepupunya yang berprofesi sebagai dokter spesialis mata. Beliau merekomendasikan aku mengatasinya dengan Insto Dry Eyes.
Ini untuk meminimalisir rasa gatal dan juga sekalian membersihkan debu-debu dari Bromo yang mungkin mampir di mataku.
Kenapa Bisa Kena Mata Kering? Enggak bahaya kan?
Mata ternyata bisa kering karena mengalami kekurangan pelumas. Pelumas ini berupa air mata yang fungsinya menjaga kelembaban mata.
Nah, faktor yang menyebabkan mata kering ini cukup banyak. Dan dalam kasusku, yang menyebabkan mataku kering, cepat lelah dan terasa gatal adalah kondisi lingkungan yang berangin dan dingin.
Faktanya kondisi cuaca berangin, berasap dan udara kering ini mampu membuat air mata lebih cepat menguap. Karena itu, kelembaban mata jadi terganggu dan mata jadi kering.
Kalau dibiarkan, kondisi mata kering ini cukup berbahaya. Bisa merusak permukaan mata, penurunan penglihatan bahkan kerusakan permanen.
Mengerikan kan? Apalagi mata adalah organ yang tidak mudah diganti. Tidak mudah diperbaiki juga.
Karena itu, sebelum tingkat resikonya menjadi tinggi. Saat kemarin mataku mulai terasa tak nyaman, sampai aku sering mengucek mata. Aku langsung mencari pertolongan pertama yaitu bertanya pada ahlinya.
Setelah bertanya, langkah selanjutnya adalah menangani gejala mata kering yang aku alami. Aku diberikan resep obat mata yang mudah dan terjangkau di tempatku saat itu berada, di Batu Malang.
Resepnya cukup diteteskan #InstoDryEyes yang bisa ditemukan di supermarket terdekatku.
Kenapa Harus Insto Dry Eyes?
Kalau kamu, milih produk berdasarkan apa? Kualitas kan? Kalau belum tahu dengan kualitasnya, akan memilih dari apa?
Kalau aku, milih Insto karena sudah 20 tahun-an menjadi obat tetes mata favorit masyarakat Indonesia.
Alasan ini juga yang membuatku nyaman dan pede saat direkomendasikan obat mata untuk keluhan mata kering yang kualami.
Apalagi produknya Insto sudah bisa didapat di toko obat, apotek bahkan supermarket terdekat. Jadi, tak perlu khawatir soalnya produk ini merupakan #SolusiMataKering yang tepat.
Mengandung Bahan Aktif Untuk Atasi Mata Kering
Insto Dry Eyes ini memberikan efek pelumas untuk mata yang kering. Bisa mengurangi iritasi mata dan rasa sepet, pegal hingga lelah dan kemerahan. Bahkan, bisa juga digunakan sebagai pelumas untuk mata palsu.
Mengandung Bahan Aktif Yang Juga Bisa Bantu Ringankan Iritasi Mata
Ini bener loh, tahu Fajar Stand Up Indo? Dia pernah cerita di podkes PWK. Kalau mata sebelah kanannya itu palsu. Dan dia sering meneteskan Insto Dry Eyes ini untuk mengurangi kemerahan pada mata palsunya. Aku juga merasakan iritasi sedikit kemerahan di mataku berkurang setelah pakai ini.
Tersedia Ukuran 7,5 ml
Karena itu, makin yakin dengan produk Insto yang tersedia ukuran mini dan sepertinya harus dimasukin juga sebagai obat-obatan P3K yang dibawa saat traveling.
Pengalaman Setelah Pakai Insto Dry Eyes
Sebelum ditetesi Insto Dry Eyes, mataku tuh kedap-kedip mulu, terus terasa pegal dan mengalami mata sepet.
Kukira karena kurang tidur aja. Ternyata, ada pengaruh juga dengan kondisi cuaca, ya.
Nah, setelah diresepin Insto Dry Eyes, mobil yang aku kendarai bersama keluarga melipir sejenak ke supermarket yang kami lewati. Membeli produknya dan meneteskannya di mobil.
Tapi, sebelum meneteskan Insto, aku sudah mencuci tangan dengan sabun, ya. Untuk memastikan saat tindakan tanganku tetap bersih dari bakteri untuk meminimalisir iritasi.
Setelah diteteskan ke kedua mataku. Rasanya plong banget!
Pandangan juga jadi jernih. Mataku seketika seperti ringan, gitu. Terus bonusnya kotoran debu dari perjalanan juga ikut menyingkir ke pinggir mata.
Alhamdulillah, memang paling enak kalau bawa Insto saat traveling. Membantu banget selama liburan biar tetap happy dan ceria.